Teori Agile Methode
Keberadaan AM memiliki 3 sasaran utama:
(Widodo Journal : 2006:1) Metode Agiel adalah suatu metode konvesional untuk membangun beragai jenis Perangkat Lunak dan berbagai macam tipe proyek pengembangan perangkat lunak, yang dapat melakukan pengiriman atau penyampaian hasil dari impelentasi sistem melalui perangkat lunak dengan cepat.
Pendapat Lain, Agile model adalah sebuah model yang cukup baik untuk
diimplementasikan dalam pemodelan perangkat lunak berbasis Teknik Berorientasi Objek; di mana memberikan
penekanan kebutuhan dalam ketentuan:
1. Pencapaian tujuan
yang tepat.
2. Mudah dimengerti.
3. Cukup akurat.
4. Cukup konsisten.
5. Cukup rinci / detail.
6. Pemberian nilai yang
positif.
7. Sederhana untuk
direalisasikan.
Jadi, Agile Modeling
(AM) adalah sebuah metodologi praktis untuk memodelkan system perangkat lunak
ber-teknik orientasi objek secara efektif. Metodologi AM terbentuk dari
kumpulan-kumpulan praktis yang dipelihara oleh prinsip-prinsip dan nilai-nilai
yang dapat diaplikasikan oleh perangkat lunak profesional dari waktu ke waktu.
AM menekankan pada pemodelan yang mantap bukan dokumentasi yang rumit/
berbelit-belit
Karakteristik Agile
Modeling:
1.
AM
adalah suatu model yang telah nyata (attitude/sikap
dati perangkat lunak), bukan proses
untuk menentukan batasan kembali.
2.
AM
adalah pelengkap dari metodologi pemodelan yang telah ada; dan AM bukan
merupakan metodologi yang lengkap.
3.
AM
adalah sebuah cara pemodelan efektif bagi sebuah tim pengembang dalam usahanya
untuk mempertemukan kebutuhan setiap proyek dari stakeholder user.
4.
AM
adalah metodologi efektif dan suatu metodologi untuk menuju pengembangan
perangkat lunak yang efektif.
5.
AM
adalah pemodelan sederhana yang praktis dan tidak menekankan secara teoritis (AM is an art model, not a science model).
6.
AM
is not a silver bullet (tidak menangani kasus yang sangat spesifik).
7.
AM
diperuntukkan bagi developer umum;
namun tidak diperuntukkan sebagai pengganti pemodelan bagi para professional.
8.
AM
tidak mencakup dokumentasi lengkap; namun hanya meliputi saran-saran untuk mendokumentasikan
model yang bernilai/berkualitas.
9.
AM
tidak menspesifikasikan pada penanganan per kasus.
10.
AM
tidak diperuntukkan bagi semua orang dengan berbagai kalangan dan latar belakang.
Keberadaan AM memiliki 3 sasaran utama:
1.
Untuk mendefinisikan dan menampilkan cara
pemodelan dalam bentuk yang nyata / riil
dengan melibatkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan praktik praktis; tanpa
mengabaikan efektivitas dan kesederhanaan yang berkualitas sebuah model.
2.
Untuk
mengeksplorasi cara menerjemahkan / mengaplikasikan pemodelan orientasi teknik
pada proyek perangkat lunak (seperti: XP, DSDM, atau SCRUM) ke dalam pendekatan
Agile.
3.
Untuk
mengeksplorasi cara memperbaiki pemodelan yang berbasiskan prescriptive process (proses ketetapan / prinsip baku dan kaku); seperti: RUP (Rational Unified Process).
Nilai lebih dari AM (mencakup secara prinsip dan praktik) :
1. Komunikasi (Communication)
2. Keberanian (Courage)
3. Kilas Balik (Feedback)
4. Kerendahan tingkat (Humility)
5. Kesederhanaan (Simplicity)
Berdasarkan penilaian standard yang dilakukan oleh Agile Alliance
(perkumpulan pengguna Agile modelling); penilaian tambahan terhadap nilai
lebih Agile modelling :
1. Individuals and interactions pada
proses dan objek alat yang digunakan.
2. Working software yang mencapai
dokumentasi luas/umum.
3. Customer collaboration mencakup
negosiasi proyek bersama.
4. Responding to change terhadap
perencanaan pengembangan.
Sumber :
- http://12puby.blogspot.com/2011/03/metode-agile.html
- Makalah Mengenai Metode Agile "STTELKOM"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar