Senin, 30 September 2013

Model Waterfall

Metode rekayasa peranti lunak yang digunakan peneliti adalah Metode waterfall.
Menurut Pressman (2010, p.39) waterfall adalah model klasik yang bersifat
sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini ada dua gambaran
dari waterfall model.
Fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Pressman:




1. Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk
mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer,
maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel,
maupun dari internet.

2. Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau
bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan. 9

3. Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini
berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan
dokumen yang disebut software requirement.

4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh
komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user.
Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu
software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini.
Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang
telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan
terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

5. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem.
Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi
akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan
pemeliharaan secara berkala. 10

Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan
model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan
sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka
Software Engineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah.
Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit
yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal
proyek lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang
terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap
selanjutnya.

Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam
mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus
lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.
Masalah dengan waterfall :
1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.
2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan
secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi
pada kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa
memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah
sesuatu yang wajar terjadi.
3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar
yaitu dengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan
dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.

Sumber :
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00244-MTIF%20Bab2001.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar